Welcome to Lapak TD
New Products

Lingkungan Jadi Isu Penting Bagi Nasabah DBS Treasure Private Client


Melfrida Gultomm, Executive Director of Sales & Distribution, Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia (DBS) dan Festia Pisa Valensia, Senior Vice President, Head of Segmentation & Liabilities, Consumer Banking Group
Dalam waktu satu tahun setelah program DBS Treasure Private Client diluncurkan, nasabah program tersebut meningkat sebesar 36 persen. Angka ini diikuti dengan peningkatan total Asset Under Management (AUM) sebesar 22 persen. Menurut Melfrida Gultomm, Executive Director of Sales & Distribution, Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia, salah satu faktor peningkatan itu adalah kesamaan visi DBS dengan tren perilaku nasabah High Net Worth Individual (HNWI) yang merupakan nasabah program tersebut.
Pasalnya, segmen nasabah dengan kekayaan Rp 10 miliar ini cenderung tidak hanya mementingkan aspek finansial, tetapi juga memerhatikan isu sosial dan lingkungan. "DBS banyak mendorong perkembangan para socio-entreprise, misalnya Duanyam," tambah Melfrida.
Selain itu, perusahaan meng-capture nasabah lewat daya tarik program. "Kami punya 4 pilar untuk serving high network, pertama curated wealth management program. Kami juga berikan uang perlindungan nasabah yang jauh di atas yang lain. Kemudian ada Pengelolaan Dana Nasabah Individual (PDNI). Jadi produk ini memang sudah dikurasi khusus, yang tidak kami luncurkan ke nasabah selain HNWI," ujar Festia Pisa Valensia, Senior Vice President, Head of Segmentation & Liabilities, Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia.
Kedua, DBS juga punya wealth advisory; dilengkapi Relationship Manager dan Investment Counselor. Ketiga, bank memiliki program wawasan pasar dari analis dan ahli ekonom. Keempat, DBS juga menawarkan undangan ke acara eksklusif sesuai tren.
Dana simpanan nasabah HMWI jumlahnya cukup besar di Indonesia, yaitu bernilai US$ 184 miliar pada 2018 dan diproyeksikan menjadi US$ 400 miliar tahun 2025. "Kami membentuk segmen ini karena memang ada di Indonesia, dan untuk melengkapi preposition kami untuk aset managemen. Kami harus punya semua segmen," kata Festia.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id
Apakah anda ingin membersihkan rumah atau kost anda namun tidak memiliki waktu luang? serahkan kepada kami, klik jasa bersih rumah jogja untuk solusi terbaik
Add to Cart View detail

Pemerintah, BI dan OJK Harmonisasi Regulasi Terkait Industri Manufaktur


Pemerintah, Bank Indonesia (BI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyepakati 6 langkah strategis untuk memperkuat kinerja industri manufaktur. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan, dan inklusif.
Pertama, meningkatkan efisiensi logistik melalui pembangunan infrastruktur, seperti Pelabuhan Patimban dan pendukungnya.
Kedua, mendukung peningkatan iklim investasi melalui sistem perizinan dengan mengimplementasikan Online Single Submission (OSS) versi 1.1.
Ketiga, mendukung harmonisasi regulasi dan program kebijakan untuk meningkatkan produktivitas industri, antara lain melalui penerbitan ketentuan pelaksanaan super deductible tax dan penerbitan penyempurnaan ketentuan pendukung Kendaraan Ramah Lingkungan.
Keempat, mendukung kelancaran sistem pembayaran melalui (i) perluasan kerjasama Local Currency Settlement untuk perdagangan internasional dengan dua negara mitra; (ii) perluasan kerjasama Local Currency Settlement untuk investasi (Malaysia, Thailand); serta (iii) pengembangan sistem pembayaraan melalui perluasan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan peluncuran Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS).
Kelima, mendorong pembiayaan melalui pembiayaan yang berwawasan lingkungan (green financing) melalui pelonggaran loan to value (LTV) dan uang muka, serta pelebaran Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan perluasan cakupan komponen sumber funding.
Keenam, mendukung promosi perdagangan dan investasi industri manufaktur melalui (i) fasilitasi negosiasi untuk menjadi pemasok brand global; (ii) percepatan ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement / IA-CEPA) dan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement / IEU-CEPA); (iii) pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Chili (Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement/ IC-CEPA); (iv) penyelenggaraan West Java Investment Summit (IRU-RIRU-GIRU); dan (v) pameran, misi dagang, serta business matching, antara lain Trade Expo Indonesia di Jakarta.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) di Jakarta, (4/9/2019), yang mengangkat tema “Pengembangan Industri Manufaktur untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi secara Berkelanjutan dan Inklusif” di Jakarta. Rakorpusda ini diinisiasi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bersama Gubernur Bank Indonesia.
Rakorpusda juga menyepakati strategi pengembangan industri manufaktur yang dilakukan secara terkoordinasi, terintegrasi, dan berkelanjutan yang didukung keterlibatan aktif pelaku industri. Fokus pengembangan produk dimulai pada industri otomotif, tekstil & produk tekstil (TPT), dan alas kaki, serta industri lainnya yang mendukung pengembangan produk-produk di industri tersebut. Pengembangan juga dilakukan dengan memastikan integrasi pembangunan antarkawasan yang sesuai dengan keterkaitan produk yang menjadi fokus, antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sumatera Selatan.
Kesepakatan tersebut diambil setelah Rakorpusda melakukan asesmen prospek dan tantangan industri manufaktur, serta menyepakati strategi percepatan pengembangan ke depan. Hasil asesmen memperkuat keyakinan bahwa penguatan industri manufaktur perlu terus ditempuh. Hal ini mempertimbangkan peran strategis sektor ini yang memiliki hubungan yang panjang dan kuat dengan berbagai sektor ekonomi lain, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendukung perbaikan neraca transaksi berjalan Indonesia.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id

Kost anda kotor dan tidak sempat membersihkannya? serahkan kepada kami jasa bersih kost jogja
Add to Cart View detail

Frans Kesuma, Nakhoda Baru United Tractors


Frans Kesuma, Presiden Direktur PT United Tractors Tbk. (UT)
Frans Kesuma, Presiden Direktur PT United Tractors Tbk. (UT)
Pada 16 April 2019, ada momen penting dalam perjalanan karier Frans Kesuma. Hari itu, Frans resmi ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT United Tractors Tbk. (UT), menggantikan posisi Gidion Hasan, Presdir UT sebelumnya. Sejatinya, Frans bukanlah sosok asing di grup UT. Sebelumnya, ia menjadi Presdir PT Pamapersada Nusantara (Pama), anak usaha UT di bidang jasa pertambangan batu bara.
Di bawah kendali Frans, Pama dinilai berhasil memimpin ekspansi bisnis UT. Dari yang semula bergerak di bidang batu bara, baik sebagai kontraktor maupun pemilik konsesi tambang, kemudian melebarkan sayap ke sektor pertambangan emas. “Saya baru di posisi ini (Presdir UT), tapi sebenarnya sudah menjabat cukup lama di anak perusahaan UT, yaitu Pama, juga di UT tahun 2016 sebagai bagian dari Board of Director. Jadi, yang dialami dan challenge-nya apa sudah paham,” kata Frans menjelaskan.
Seperti kita ketahui, UT yang merupakan anak perusahaan PT Astra International Tbk. mempunyai dua peran. Pertama, sebagai distributor alat berat. Kedua, sebagai holding sejumlah perusahaan, seperti Pama (kontraktor penambangan), PT Tuah Turangga Agung dan PT Agincourt Resources (pertambangan), PT Bina Pertiwi, UT Heavy Industri, dan PT United Tractors Pandu Engineering (mesin konstruksi), PT Karya Supra Perkasa (industri konstruksi), serta PT Unitra Persada Energia dan PT Energia Prima Nusantara (energi).
Tentunya, tanggung jawab yang diemban Frans saat ini jauh lebih besar dibandingkan saat memimpin Pama. “Saat di Pama, fokusnya di kontraktor penambangan, arena usahanya itu konsesi penambangan, baik batu bara maupun mineral emas,” ucap Frans. Selain itu, ada tantangan di industrinya, yaitu saat ini 90% tergantung pada komoditas, terutama batu bara. Begitu harga batu bara turun. akan ada dampaknya. Sebaliknya, jika harga batu bara naik, pasti ada dampak yang menyenangkan, yaitu semua mengejar atau membutuhkan alat pertambangan. Nah, saat ini, banyak yang mengurangi ekspansinya.
Kalau dibilang tantangannya apa, kita tahu bahwa harga batu bara pada pertengahan 2016 naik dan pertengahan 2018 mulai turun. Jadi, challenge-nya itu, harga komoditas yang drop, CPO (crude palm oil) juga drop. Tantangannya tentu ada perlambatan trading,” ungkap Sarjana Teknik Sipil lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, (1988) serta Master Sistem dan Teknik Jalan Raya dari Institut Teknologi Bandung (1991) ini.
Seperti diketahui, UT juga memiliki beberapa stream atau bagian bisnis. Salah satunya, United Tractors Construction Machinery, yaitu penjualan alat berat, suku cadangdan service. Di sisi lain, dengan turunnya harga batu bara, stream kontraktor tambang yang notabene 100% milik UT pasti akan mengalami tekanan. Sementara konsesi batu bara juga sama. Harga yang turun pasti dampaknya akan dirasakan di perusahaan yang di bawah grup/stream untuk konsesi pertambangan.
Lalu, bagaimana strategi menghadapi harga yang turun? “Strateginya klasik. Sebagai perusahaan trading, pasti harus coba mengelola operational expenses (opex) . Kemudian, ikutan dari penurunan demand, pasti larinya ke inventory, baik itu unit ataupun sparepart. Yang lain, dengan penurunan demand yang sangat signifikan ini, pastinya kami juga lebih hati-hati dan dikontrol dengan tepat,” Frans memaparkan.
Di bidang pertambangan, pihaknya juga akan melakukan efisiensi karena menghadapi penurunan permintaan, pastinya akan ada kendala atau pressure utilisasi dari alat. “Pasti alatnya ada, tapi ada kapasitas berlebih, bagaimana kami bisa me-manage agar dampaknya tidak begitu berat,” katanya. Di sisi tenaga kerja, juga ada kendala karena kebutuhannya turun. Maka, dicoba disiasati dengan perubahan shift jam kerja. “Kami buat suatu sistem 24/7. Jadi, 24 jam penuh itu selalu terisi. Kalau waktu istirahat, ada yang menggantikan. Ini diharapkan bisa meningkatkan utilisasi atau jangan sampai ada pengurangan tenaga kerja,” tambahnya.
Di konsesi pertambangan, pihaknya harus mengelola biaya operasional. Selanjutnya, mencoba perencanaan tambang, apakah bisa dilakukan efisiensi dalam hal perubahan man plan, atau berusaha menurunkan jarak angkut yang berdampak pada penurunan biaya per satuan. “Jadi, kami coba overburden-nya dikurangi atau jarak angkutnya dikurangi, disesuaikan dengan man plan. Itu bisa kami manage untuk perubahan atau revisi man plan sehingga fit dengan kondisi bisnis yang ada,” ungkap Frans.
Bicara ke depan, rencana dan terobosan yang akan dilakukannya adalah, pertama, mendigitalisasi proyek, baik di mining contracting maupun UTCM (sedang dilakukan). Perusahaan ini pun sudah membangun command center yang diharapkan meningkatkan kinerja yang bisa menambah kepuasan konsumen. Kepuasan lebih besar yang dirasakan konsumen dapat menarik konsumen baru ataupun lama yang ingin menambah armada.
Dengan dibangunnya command center, informasi lebih updated sehingga konsumen bisa memantau bagaimana kondisi alatnya; kalau ada perbaikan, bagaimana prosesnya; kalau ada pemesanan suku cadang, delivery-nya kapan; dan pesanan tersebut di mana posisinya. Itu hal-hal yang bisa dimonitor sehingga konsumen mempunyai kepastian yang lebih baik, mereka pun bisa memprediksi kira-kira sebulan lagi adakah perawatan yang memerlukan beberapa suku cadang, sehingga pesanannya pun terjaga. Mereka juga bisa lebih dini untuk mengorder suku cadang, sehingga bisa dipenuhi dengan cukup baik.
Untuk Pama, yang dlakukan adalah mendigitalisasi proyek guna meningkatkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas, dengan memanfaatkan teknologi untuk digital. Digitalisasi yang dimulai tahun lalu ini ada beberapa bagian karena modulnya cukup banyak, dengan proses dua tahun secara bertahap. “Ada beberapa modul yang masih on going dan ada yang sudah siap untuk berjalan. Tinggal masalah pengambilan data dari customer. Semakin banyak data, akurasinya akan semakin meningkat,” kata Frans, pria kelahiran 6 Agustus 1962 ini.
Digitalisasi sangat penting karena saat ini semua perusahaan memanfaatkan teknologi digital yang baru. “Ke depan, kami berpikir, kira-kira mineral apa lagi yang bisa digarap. Satu steam lagi adalah listrik untuk suplai listrik di area klaster pertambangan. Juga, kami akan masuk ke renewable energy. Mengerucut di dua hal, yaitu solar dan hydro. Memang masih dalam tahap studi, tapi akan kami kejar 3-4 tahun ke depan akan terealisasi,” Frans mengungkap rencana bisnisnya. Rencana lainnya, terus melihat peluang yang berkembang. Seperti pada pada 2-3 tahun terakhir, pihaknya mengakuisisi beberapa perusahaan. “Kalau ada opportunity, kami akan pelajari. Kami akan fokus di beberapa area. Misalnya, coking coal dan mineral, khususnya emas,” katanya.
Menengok kinerjanya, UT terus tumbuh. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian semester I/2019, UT membukukan pendapatan bersih Rp 43,3 triliun, meningkat 11% dibandingkan dengan semester I/2018 yang sebesar Rp 38,9 triliun. Sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersihnya pun meningkat, sebesar 2%, dari Rp 5,5 triliun menjadi Rp 5,6 triliun. Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong kinerja yang lebih baik dari segmen usaha kontraktor penambangan dan adanya kontribusi baru dari segmen usaha pertambangan emas, tetapi ada penurunan kinerja segmen usaha mesin konstruksi dan industri konstruksi.
Segmen usaha mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas, dan industri konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi 28%, 44%, 16%, 8%, dan 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian UT. (*)
Dede Suryadi dan Nisrina Salma

www.swa.co.id
Ingin kost anda bersih maksimal tanpa mengeluarkan tenaga? segera hubungi jasa bersih kost jogja untuk solusi terbaik.
Add to Cart View detail

Great Giant Pineapple, Mengekspor Produk ke Lebih dari 60 Negara


Jane Fransisca, Direktur Pengelola FA & Pengembangan Bisnis GGP
Jane Fransisca, Direktur Pengelola FA & Pengembangan Bisnis PT Great Giant Pineapple (GGP)
PT Great Giant Pineapple (GGP) yang didirikan pada 1979 merupakan perusahaan pengalengan nanas terbesar ketiga di dunia. Pabrik pengolahan nanas modern dengan kapasitas pengolahan sampai 750 ribu metrik ton per tahun ini memiliki keunggulan, yaitu pabriknya terintegrasi langsung dengan perkebunan dan produksi kalengnya. Dengan demikian, nanas dapat segera diproses setelah dipanen untuk mempertahankan kandungan nutrisi dan kesegaran buahnya.
GGP juga mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di setiap proses, seperti precision agriculture (penggunaan droneInternet of Things) dan e-grower (petani mitra). Ini menarik, sebab perusahaan ini juga memiliki keterlacakan (traceability) yang baik karena seluruh proses (penanaman, harvesting, processing) dikelola secara terintegrasi.
Menurut Jane Fransisca, Direktur Pengelola FA & Pengembangan Bisnis GGP, di dunia, dari lima kaleng nanas yang ditemukan, satu kaleng pasti dari Indonesia. ”Jadi, kami itu kalau di-ranking, yang integrated dari plantation hingga ke pabrik, kami nomor satu di dunia. Kami memiliki plantation sendiri di lokasi yang sama. Kalau bicara keseluruhan, GGP itu nomor tiga di dunia,” Jane menjelaskan.
Lahan perkebunan GGP berlokasi di Lampung, Sumatera. Lahan yang dimiliki seluas 32 ribu hektare, tetapi lahan yang digunakan sebesar 20 ribu ha. Dari 20 ribu ha itu, 13 ribu ha digunakan untuk tanaman nanas dan sisanya untuk tanaman lainnya, seperti pisang dan jambu biji kristal.
GGP punya beberapa anak perusahaan, antara lain Great Giant Livestock (GGL), pengelola peternakan sapi yang makanannya berasal dari sisa-sisa kulit nanas. Selain itu, ada juga Sewu Segar Nusantara, yang mendistribusikan buah segar dengan merek Sunpride, dan Sewu Segar Primatama yang memproduksi jus merek Rejuve.
GGP menerapkan integrated farming system. Ekosistemnya berawal dari tanaman di perkebunan, lalu dipanen sehingga ada produknya yang didistribusikan ke dalam dan luar negeri (ekspor). Nah, dari proses pengolahan produk, ada sisa yang bisa menjadi makanan sapi, yaitu kulit nanas, dan dari kotoran sapi dihasilkan biogas yang bisa dimanfaatkan di perkebunannya. “Jadi, ini yang kami namakan integrated farming system sehingga zero waste with sustainability process,” kata Jane.
Dengan demikian, seluruh hasil panen dimanfaatkan secara maksimal. “Kami merupakan world’s largest integrated and zero waste processed pineapple producer,” ungkapnya menegaskan. Di dunia ada dua perusahaan yang sejenis GGP, yaitu Dole dan Del Monte. “Kedua perusahaan tersebut memiliki bisnis yang serupa dengan kami, namun kami memiliki competive advantage berupa integrated farming model yang tidak dimiliki oleh kompetitor tersebut,” katanya.
Sekarang, produk GGP sudah diekspor ke lebih dari 60 negara. “Shipment kami lebih dari 13 ribu FCL/kontainer per tahun. Target kami ke depannya, 17 ribu FCL di 2023,” kata Jane. GGP tidak hanya menghasilkan devisa bagi Indonesia, tetapi juga memberikan dampak positif secara sosial bagi lingkungan sekitar.
Misalnya, perusahaan ini melibatkan petani yang digandeng semakin mitra. Konsepnya, petani yang mempunyai lahan dan GPP yang menyediakan bibit, menyediakan teknologi, mengajarkan standar budidaya tanaman, dan membuat packging house. GPP membeli produk petani lewat koperasi. “Jadi, kami gandeng petani. Sekarang ada 200 ha dan sampai akhir tahun ini 300 ha. Ini semua tanah petani. Semua tanamannya pisang dan sudah diekspor ke China dan Singapura,” ungkap Jane menginformasikan.
Untuk menjaga kualitas produknya, GGP terus melakukan R&D dan inovasi “Continuous development merupakan semangat GGP untuk terus berinovasi guna menghasilkan jenis tanaman yang berkualitas dan memberikan yield terbaik. Jadi, fungsi R&D itu sangat penting untuk men-support produktivitas,” katanya menegaskan.
Dalam upaya meningkatkan kompentensi SDM, ada yang dilakukan dengan cara in house dan ada juga yang bekerjasama dengan berbagai universitas, seperti Universitas Lampung dan Institut Pertanian Bogor. Terkadang menggandeng profesor dari luar negeri. Menjaga buah agar tetap segar sampai ke tangan pelanggan juga penting. “Jadi, kami sangat memerhatikan supply chain dan time delivery yang cepat, terutama untuk buah agar tetap fresh. Kalau nanas kaleng, kan mudah sekali, karena sudah melalui proses sehingga tahan lama, yaitu dua tahun,” ungkapnya.
Saat ini untuk produk nanas lebih banyak dilakukan secara original equipment manufacturer (OEM) atau untuk private label sebuah merek pelanggannya. “Kalau nanas kaleng, rata-rata private label karena kami hanya punya label sendiri bermerek Duta. Jadi, dari awal memang kami untukprivate label,” kata Jane. Saat ini GGP memproduksi 630 ribu ton nanas kaleng per tahun dan tahun ini targetnya 650 ribu ton.
Lalu, antara produk kaleng dan fresh, mana yang memberikan kontribusi terbesar? Produk nanas kaleng masih memberikan kontribusi sebesar 60%. Namun ke depan, di 2023 diperkirakan akan terjadi shifting 50:50 untuk produk kaleng dan fresh. “Jadi, yang fresh akan naik karena kami melihat potensinya terus naik,” ungkapnya. Itu sebabnya, pihaknya terus berekspansi ke daerah-daerah untuk menambah lahan dan bekerjasama dengan petani untuk produk fresh. Hal ini untuk menjaga kualitas produk dengan terus menanam buah itu dekat dengan konsumen.
Ke depan, GGP akan terus berinovasi untuk menghadirkan produk yang berkualitas, termasuk dapat menghadirkan buah lokal --pisang mas, melon, pepaya, pisang raja buluh, dsb.-- dengan kualitas baik. Peluang ke depan, consumer food akan tetap tumbuh. “Mau secanggih apa pun teknologi, yang namanya food pasti semuanya butuh,” ujar Jane.
Pertumbuhan consumer food ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat global. Terlebih, pasar internasional masih sangat besar potensinya. Jepang, misalnya, mengimpor 70 juta boks pisang per tahun. Sementara produksi pisang di Indonesia baru 7 juta boks: 2 juta boks diekspor dan 5 juta boks untuk pasar dalam negeri. Adapun Filipina mampu memproduksi 200 juta boks lebih per tahun. (*)
Dede Suryadi dan Sri Niken Handayani

www.swa.co.id

Ingin kost anda bersih maksimal tanpa mengeluarkan tenaga? segera hubungi jasa bersih kost jogja untuk solusi terbaik
Add to Cart View detail

Strategi Menpar Dorong Kuliner dan Belanja di Indonesia


Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya resmi membuka Celebrity Culture Fest yang merupakan rangkaian Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival 2018 di Mall Kota Kasablanka.
Dalam sambutannya, ia mengatakan, banyak wisatawan mancanegara atau domestic yang menyusun agenda perjalanan yang focus kepada wisata kuliner dan wisata belanja. Menurutnya, transaksi kuliner dan belanja dapat ditingkatkan sehingga bisa memberikan kontribusi nyata pada sektor pariwisata Indonesia.
“Kuliner memberikan kontribusi tertinggi bagi PDB Ekonomi Kreatif, yaitu 42%, yang kedua fesyen 18% dan ketiga kriya 15%, wisatawan mengeluarkan 30%-40% dari total pengeluaran mereka untuk kuliner dan belanja," jelasnya dalam pembukaan Celebrity Culture Festival.

Untuk terus mengembangkan kuliner, Menpar mengungkapkan pihaknya melakukan berbagai strategi diantaranya akan membranding restaurants yang di luar negeri ada di seluruh dunia. Selain itu ia juga sudah menetapkan lima National Food yaitu Soto, Rendang, Nasi Goreng, Sate dan dan Gado-Gado. “Kami juga sedang mendorong untuk adanya destinasi wisata kuliner, saat ini ada tiga yaitu Bali, Joglosemar dan Bandung,” jelasnya. Sementara untuk wisata belanja, kata Arief masih terkendala di tax refund. Ia berharap ke depan aturan ini bisa menjadi lebih simple.
Presiden Direktur Pakuwon Group, A. Stefanus Ridwan S, berharap, Indonesia bisa menjadi tuan rumah bagi produknya sendiri. Menurutnya membranding suatu produk sangat penting sehingga nantinya juga bisa di kenal hingga keluar negeri. “Ini kesempatan bagi kita untuk menjadi tuan rumah untuk produk-produk buatan dalam negeri,” ujarnya.
Untuk diketahui Celebrity Culture Festival 2018 akan berlangsung pada 2-7 Oktober 2018 dengan mengadirkan pameran kain nusantara karya desainer ternama Indonesia, bazar oleh-oleh kekinian para artis hingga parade busana yang digawangi Indra Bekti, Haykal Kamil dan artis lainnya.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id

Halo teman-teman yang hebat, ada yang baru nih buat para mahasiswa Jogja. Sekarang bersih-bersih jadi lebih mudah dengan jasa bersih kost Jogja dari KlinKlin.
Add to Cart View detail

Pengerjaan Patung Garuda Wisnu Kencana Libatkan 1.000 Pekerja

dok. GWK Cultural Park
Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) sebagai ikon pulau Dewata yang menjadi daya tarik wisata budaya secara simbolis telah diresmikan Presiden Joko Widodo pekan lalu. Patung tertinggi ketiga di dunia ini merupakan pembangunan patung tercepat di dunia yang melibatkan lebih dari 1.000 pekerja.
“Saya berharap patung Garuda Wisnu Kencana ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dan menjadi salah satu ikon seni kebanggaan bangsa Indonesia yang memberikan dampak positif di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, serta turut memberikan konstribusi dalam meningkatkan sosial-ekonomi masyarakat Bali pada khususnya,” ujar Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma yang hadir dalam acara peresmian patung GWK.
Patung GWK yang terletak di kawasan GWK Cultural Park, milik anak perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk (Alam Sutera) diproyeksikan untuk menjadi tempat penyelenggaraan multi event berskala internasional. Alam Sutera Group berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan patung GWK hingga selesai. Komitmen ini didedikasikan untuk mewujudkan gagasan Joop Ave sejak 28 tahun lalu. Berbagai pembenahan dan serangkaian proses teknis dan non-teknis dilakukan oleh Alam Sutera Group untuk menuntaskan pembangunan patung GWK dan mengembangkan kawasan GWK Cultural Park sebagai kawasan wisata budaya di Indonesia.
“Kami menyadari pembangunan patung ini bukan hal yang mudah, untuk itu dalam proses pembangunan patung GWK, Alam Sutera bersinergi dengan Nyoman Nuarta, para konsultan dan kontraktor yang memadukan keahlian masing-masing di bidang art, science, dan technology dan akhirnya berbuah manis dengan rampungnya patung GWK, ikon kebanggaan bangsa Indonesia dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun,” ujar Presiden Komisaris Alam Sutera Group, Haryanto Tirtohadiguno.
Alam Sutera akan mengembangkan GWK Cultural Park, kawasan taman budaya yang berdiri di atas lahan seluas total 60 hektar ini, selain sebagai destinasi wisata dengan Patung GWK-nya, juga sebagai wadah ekspresi budaya melalui beragam pertunjukan, baik yang digelar di indoor maupun outdoor. GWK Cultural Park dirancang secara komprehensif dan direncanakan akan dilengkapi berbagai fasilitas pariwisata, pusat budaya, taman, balai pertemuan, restoran, hotel dan area parkir yang dapat diakses banyak orang pada setiap waktu.
Patung Garuda Wisnu Kencana yang merupakan sebuah ikon budaya bangsa telah selesai. Patung ini menjadi patung terbesar di dunia dan tertinggi ketiga di dunia hingga saat ini. Keseluruhan Patung GWK menjulang dengan total ketinggaian 121 meter, berdiri di atas sebuah bangunan pedestal setinggi 46 meter. Dengan bentang sayap mencapai lebar 64 meter, ikon landmark termegah di Bali ini berdiri gagah di puncak bukit Ungasan, di dalam kawasan GWK Cultural Park. Ke depannya, selain dapat dikunjungi untuk kepentingan wisata dan edukasi, bangunan pedestal patung juga dapat dimanfaatkan sebagai venue berbagai penyelenggaraan acara.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id

Hai hai hai semua yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, kini telah hadir cleaning service jogja yang profesional. Kalau kaian belum tau KlinKlin, yuk kepoin.
Add to Cart View detail

Kemenpar Butuh Rp500 Triliun Untuk Pengembangan Pariwisata


Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, mengatakan, kebutuhan investasi dan pembiayaan di sektor pariwisata hingga tahun 2024 sebesar Rp 500 triliun.
"Dana Rp 500 triliun ini kebutuhan investasi dan pembiayaan mulai dari tahun 2015 hingga tahun 2024," ujarnya di sela-sela Rakornas Pariwisata III Tahun 2018 yang berlangsung di Dian Ballroom Hotel Raffles Jakarta.
Kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam mendukung sektor pariwisata yakni kebutuhan pembiayaan untuk membangun 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP); kebutuhan pembiayaan Usaha Homestay (2018-2019) serta kebutuhan pembiayaan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata).
“Untuk homestay membutuhkan investasi Rp 2 triliun dan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata) Rp 25 triliun. Tahun ini jumlah pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pariwisata sebanyak 6,7 juta pelaku usaha,” jelasnya.
Pasalnya saat ini, industri pariwisata ditetapkan sebagai sektor andalan dalam menghasilkan devisa, serta dapat menstabilkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia."Mulai tahun 2015, pariwisata masuk ke dalam sektor unggulan dan tahun 2019 kembali menjadi sektor unggukan dalan Rencana Kerja Pemerintah (RKM)," kata Menpar.
Adapun selama periode 2019 - 2024, dibutuhkan investasi sektor pariwisata yaitu 120.000 hotel rooms, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, dan 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan melibatkan peran serta dunia usaha, serta program pembangunan 100.000 homestay dengan melibatkan UKM pariwisata.
Selain itu, ia mengungkapkan pihaknya telah menjanjikan kepada pemerintah di tahun 2019, sektor pariwisata dapat menghasilkan devisa terbesar dari seluruh sektor yaitu mencapai US$ 20 miliar. Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata periode Januari-Juli 2018, sektor pariwisata telah menyumbang devisa sebesar US$ 9 juta, sedangkan bulan Juli 2018 menyumbang devisa sebesar US$ 1,5 juta.
"Kalau kita bisa mempertahankan US$ 1,5 juta sampai enam bulan ke depan, maka totalnya menjadi US$ 16,5 juta. Target kita di 2018 sebesar US$ 17 juta, artinya masih kurang US$ 500 ribu. Oleh karena itu, kita jangan sampai ngantuk untuk mengejar kekurangan tersebut agar tahun 2018 pariwisata akan menjadi sektor terbesar yang menghasilkan devisa dan menjadi yang terbaik," paparnya.
Selama empat tahun terakhir pariwisata menghasilkan balance payment yang positif atau selalu surplus antara devisa yang diperoleh dari kunjungan wisman dengan uang yang dibelanjakan oleh wisatawan nasional (wisnas) yang berwisata ke luar negeri.
Editor: Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id

Permisi teman-teman mahasiswa, ada yang baru lho dengan KlinKlin. Sekarang buka jasa bersih kost jogja untuk kamu semua. Ayo pesan dipesan mumpung ada harga khusus bulan ini. Kapan lagi nih ada info menarik seperti ini.
Add to Cart View detail

Bank BJB Raih Top GRC 2019 Atas Penilaian Manajemen Risiko yang Baik


Pengelolaan risiko yang baik menjadi salah satu kunci yang harus dipraktikkan dalam setiap usaha bisnis. Peran manajemen risiko yang lebih banyak berada di balik layar ini tak banyak terlihat, namun demikian fungsinya tidak bisa disepelekan. Tanpa pengelolaan risiko yang baik, kesehatan perusahaan akan terganggu.





Bank BJB menyadari betul signifikansi yang dimainkan pengelolaan risiko usaha ini. Fungsinya yakni untuk membangun basis analisa yang kuat, sehingga berbagai langkah pengambilan keputusan usaha yang dijalankan perbankan bisa terhindar dari risiko merugikan, bahkan mendorong ekspansi keuntungan pada level optimal.





Pola manajemen risiko yang diterapkan Bank BJB selama ini terbukti berhasil memberi rasa aman sekaligus menunjang pertumbuhan perusahaan. Hal tersebut bisa dilihat dari kualitas kredit bank yang berhasil dijaga dengan baik misalnya. Catatan perseroan pada Semester I/ 2019 rasio Non Performing Loan (NPL) terjaga di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan per Mei 2019 yang sebesar 2,61%. Sementara rasio Net Interest Margin (NIM) berada pada level 5,7% atau berada diatas rata-rata rasio NIM industri perbankan yang mencapai 4,9%.





Dari sisi kinerja, tercatat total aset Bank BJB berhasil tumbuh 6,4% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp120,7 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung oleh penghimpunan DPK sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh sekitar 7% yoy. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp803 miliar. Untuk total kredit yang disalurkan mencapai Rp78,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,2% yoy.





Positifnya langkah pengelolaan risiko perusahaan ini juga diakui berbagai pihak yang kompeten, termasuk di antaranya Top Business, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), Institute Compliance Professional Indonesia (ICoPI), dan Asia Business Research Center yang saling bekerja sama memberikan penghargaan TOP GRC (Governance, Risk & Compliance) 2019.





Dalam perhelatam itu, Bank BJB diganjar penghargaan Top GRC 2019 #4 Stars di mana perseroan dinilai telah menerapkan manajemen risiko dan kepatuhan sangat baik. Penghargaan ini dinilai dari tiga aspek utama, yakni sistem, infrastruktur dan implementasi tata kelola perusahaan.





“Dewan juri Top GRC 2019 menilai sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG), manajemen risiko dan manajemen kepatuhan di perusahaan, berada di tingkat yang sangat baik sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis perusahaan yang berkelanjutan,” kata Direktur Kepatuhan Bank BJB , Agus Mulyana yang juga didapuk sebagai The Most Committed GRC Leader 2019 dalam ajang ini.





"Bank BJB menyadari berbagai langkah usaha yang dilakukan perseroan harus dilandasi oleh tujuan mulia untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi negeri. Seluruh keputusan perusahaan selalu didasarkan pada prinsip tata kelola yang baik, didukung analisis tajam untuk melihat berbagai peluang dan ikhtiar nyata demi mempertahankan kebutuhan nyata dan berkelanjutan," kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB, M. As'adi Budiman.





Sumber : https://swa.co.id/swa/trends/bank-bjb-raih-top-grc-2019-atas-penilaian-manajemen-risiko-yang-baik





kosan kotor dan tidak nyaman? tapi tidak sempat beres-beres? tenang, hubungi jasa bersih kost jogja segera untuk mendapatkan pelayanan maksimal


Add to Cart View detail

WWF: Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia Meningkat


WWF merilis sebuah laporan bertajuk WWF’s 2019 Sustainable Banking Assessment (SUSBA), yang berisi hasil penilaian terhadap kinerja 35 bank di 6 negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam tiga aspek, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environment, Social and Governance/ESG).





Laporan ini menjelaskan sejauh mana bank-bank itu mengintegrasikan ketiga aspek tersebut ke dalam kerangka kerja perusahaan yang meliputi enam pilar yakni Tujuan, Kebijakan, Proses, Sumber Daya Manusia, Produk, dan Portofolio.





Berdasarkan laporan ini, kinerja perbankan Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya dan termasuk negara unggul setelah Singapura, sejajar dengan Thailand dan Malaysia. Namun, kinerja ini belum merata penerapannya di seluruh bank nasional. Dalam hasil SUSBA 2019 terlihat pemenuhan kriteria cukup timpang antara bank dengan pemenuhan kriteria tertinggi dan terendah. Bank yang tertinggi memenuhi 31 kriteria dan yang terendah hanya memenuhi tiga kriteria.





WWF pun menyerukan agar seluruh bank di Indonesia segera meningkatkan kinerja yang setara. Hal ini dinilai penting, mengingat ASEAN khususnya Indonesia menghadapi ancaman nyata perubahan iklim dan penurunan kualitas lingkungan yang berpotensi menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan terganggunya kehidupan sosial. Terlebih, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 51 tentang keuangan berkelanjutan sudah efektif berjalan mulai tahun ini.





“Otoritas Jasa Keuangan menyambut baik diluncurkannya laporan perbankan berkelanjutan di tingkat ASEAN ini. Temuan ini akan membantu bank-bank nasional melakukan pengukuran dan perbandingan sejauh mana kinerja lembaganya, juga membantu perancangan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan yang lebih terarah berikut implementasinya. Laporan tahunan WWF ini juga membantu lembaga jasa keuangan memahami perkembangan yang terjadi di tingkat regional ASEAN dan kaitannya terhadap perekonomian nasional di Indonesia,” kata Imansyah, Deputi Komisioner bidang Internasional dan Riset OJK.





Dari total 35 bank yang dinilai SUSBA, hanya empat bank (di Singapura dan Thailand) yang telah memenuhi setidaknya 50% dari 70 kriteria penilaian. Sedangkan untuk Indonesia, dari delapan bank nasional yang dilakukan penilaian yaitu BRI, Mandiri, BCA, BNI, Panin, Permata, BJB dan Muamalat, lima bank mencapai lebih dari 35% kriteria penilaian yakni Mandiri, BRI, BJB, BNI dan Muamalat. Laporan ini juga menilai bahwa Mandiri menunjukkan kemajuan yang paling baik dengan berhasil memenuhi 44% kriteria dan mengalami peningkatan 10 kriteria dalam rentang setahun ini.





Sementara, penerapan ESG pada industri perbankan di Indonesia ditunjukkan oleh BRI lewat diluncurkannya Sustainability Bond sebagai bentuk inovasi produk keuangan berkelanjutan. Hal ini selaras dengan DBS, OCBC, dan UOB yang telah mengambil sikap dengan tidak lagi memberikan pendanaan terhadap pembangkit listrik tenaga batubara dan menerapkan komitmen anti pembukaan hutan alam. Empat bank di Indonesia (Mandiri, BRI, BNI, dan Muamalat) juga telah mengungkapkan kebijakan sektoral pembiayaan sawit, meminta sekaligus mendorong agar nasabahnya mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO.





Namun demikian, kata Kepala Keuangan Berkelanjutan WWF Asia, Jeanne Stampe, kemampuan perbankan di Indonesia yang belum merata dalam mengelola aspek ESG ini, masih membuka kemungkinan tetap akan terjadi pembiayaan-pembiayaan terhadap kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip keberlanjutan. Bank-bank di ASEAN pun diprediksi akan mengalami penurunan laba jika tidak secara aktif mendukung transisi ke arah ekonomi yang rendah karbon dan berkelanjutan.





“Ekonomi ASEAN sangat terkait satu sama lain, sehingga potensi terjadinya dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan lebih besar. Untuk memastikan terciptanya dunia usaha yang tangguh dan menjamin masa depan, maka perbankan di ASEAN harus mampu mengelola risiko perubahan iklim serta lingkungan di dalam portfolionya,” jelasnya.





Sumber : https://swa.co.id/swa/trends/economic-issues/wwf-kinerja-keuangan-perbankan-indonesia-meningkat





Editor Eva Martha Rahayu





jika anda membutuhkan jasa bersih kost jogja, silahkan klin disini untuk solusi terbaik






Add to Cart View detail

Most View Product


Ekspedisi

Ekspedisi
Support : Creating Website | Modified by Saiful Afandi
Copyright © 2013. Lapak TD - All Rights Reserved
Selalu memberikan senyuman :)
Domain by DomaiNesia